Cari Blog Ini

Kamis, 10 September 2009

Touch Switch & Alarm Mini


Touch Switch



R1 2M2
R2 10K
R3 1K
R4 2K2
R5 100K
R6 47K
C1 1NF
C2 47µF/25V
D 1N 4002
SCR T 103
TR1,2 FCS 9014

Selasa, 08 September 2009

Aneka Proyek


Sakelar Suara 2 Arah

Rangkaian akan menagktifkan relay setiap kali mendapat trigger suara dengan intensitas yang cukup, misalnya tepukan. Tepukan pertama akan mengaktifkan relay, tepukan kedua membuat relay mengubah posisi kontaknya.

Transistor Q1 dan Q2 membentuk rangkaian pemicu Schmitt. Flip-flop JK dipakai sebagai pengunci (latch) bagi pulsa yang dihasilkan oleh rangkainn pemicu Schmitt. Tepukan pertama membuat Q1 menyumbat sehingga keluaran Q2 menjadi tinggi. Tepukan kedua membuat Q1 menghantar sehingga keluaran Q2 menjadi rendah.

Kepekaan rangkaian ini dapat diatur melalui trimpot 10kΩ. untuk pengindera suara dapat menggunakan loudspeaker . Relay dapat memakai sembarang jenis yang ada, asalkan tegangan sesuai. Jika rangkaian ini akan dipakai untuk mengatur lampu AC, perhatikan batas kerja kontak relay-nya.




Tuning Dial Otomatis

Tuning Dial Otomatis

Sekarang ini sudah sering kita temukan radio-radio yang memakai tuning dial otomatis, baik yang bekerja secara digital maupun analog. kita dapat juga membuat tuning dial otomatis ini dengan cara yang sangat sederhana.
Rangkaian tuning dial yang akan kita buat ini memakai control semi otomatis dengan memanfaatkan lampu pilot 19 kHz pada penerima FM Stereo, dengan demikian rangkaian ini hanya akan bekerja untuk mancari siaran FM Stereo.







Sakelar geser dua induk (S1) dipakai untuk mengatur arah putaran roda Varco, ketika belum menerima sinya stereo, keluaran Inverter IC1 memiliki logika tinggi sehingga saklar elektronis (S2) akan aktif. akibatnya, motor mendapat tegangan catu yang membuatnya berputar. dengan perantaraan roda gigi dan saabuk karet, roda varco juga ikut berputar. setelah menerima siaran stereo, masukan IC1 akan berlogika tinggi sehingga keluaran menjadi rendah, ini membuat sakelar IC2 terputus, akibatnya tegangan ke motor juga terputus dan penalaan berhenti pada stasiun tersebut.

Satu kelemahan dalam sistem tuning dial ini adalah adanya sifat kelembaman dari putaran motor. Ketika tegangan diputus oleh IC2, motor tidak akan langsung berhenti, sehingga kemungkinan penalaan akan tergeser dari frekuensi yang tepat. Pemecahannya, agar putaran motor tidak terlalu cepat, sebaiknya gunakan tegangan yang lebih rendah dari yang diperlukan oleh motor, dengan demikian putaran 'sisa' setelah tegangan diputus tidak terlalu besar.

Minggu, 06 September 2009

Trafo, Relay, Crystal


Komponen Dasar Elektronika

TRANSFORMATOR (Trafo)
Trafo adalah alat atau komponen yang dapat memindahkan energi arus listrik dari primer ke sekunder.
Simbol umum


Jenis Trafo
Trafo OT (Output) Fungsi menyesuaikan Impedance dengan speaker



Trafo IT (Input) Fungsi untuk membangkitkan Frekuensi


Trafo IF / MF (Intermediate / Medium Frequency) Fungi membangkitkan frekuensi menengah
Simbol Trafo IF/MF
Trafo Oscillator Fungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi

Trafo Step UP


Trafo Step Down


Relay

Saklar elektronik dengan menggunakan spull
Simbul

Jenis
Relay DC Menggunakan arus DC ditambahkan komponen Diode
Relay AC, menggunakan arus AC tanpa menambahkan Diode

X'Tal / Crystal

Berfungsi sebagai perangkap frekuensi
Satuan Hertz (Hz) atau Cicle (c)
Simbol

IC (Integrated Circuit)




Komponen Dasar Elektronika

IC (Integrated Circuit)


Kumpulan / gabungan beberapa buah komponen dalam satu rangkaian.
Simbol

Fungsi untuk memproses semua rangkaian yang bersifat matematis.
Jenis


Monolithic : Rangkaian lengkap dan hanya dapat mengoperasikan satu jenis sinyal saja. (Analog / Digital)


Hybrid : rangkai lengkap, daya besar dan dapat mengoperasikan dua jenis sinya (Analog dan Digital)


Bentuk-bentuk IC :


Type
IC Stabillitas tegangan



78xx = IC tegangan positive
79xx = IC tegangan negative
7805 IC tegangan positive dengan keluaran 5V
7812 IC tegangan positive dengan keluaran 12V
7905 IC tegangan negative dengan keluaran -5V
7912 IC tegangan negative dengan keluaran -12V



Ket.
agar dapat bekerja dengan normal tegangan masukan minimal 3V lebih besar dari teganan keluaran
misal. 7805 berarti tegangan masukan min adalah 8V dst.

IC TTL (Transistor Transistor Logic)
74xxxx
7400, 7402, 7404 dll




IC C-MOS (Complementary oxy semiconductor)
40xx
4011, 4049 dll

Home

Kamis, 03 September 2009

Transistor





Transistor


Bahan semiconductor yang mempertemukan jenis P-N yang mempunyai electrode basis collector emitter


Jenis Transistor
a. NPN


b. PNP

Type Transistor


1. Type ASIA
contoh : 2SD 401
Ket.
Digit I = 2 berarti Transistor


Digit 2 = Jenis bahan
A = Bahan Germanium
B = Bahan Silicon
C = Bahan Arsenide Gallium


Digit 3 =
A = Transistor PNP Frekuensi Tinggi
B = Transistor PNP Frekuensi Rendah
C = Transistor NPN Frekuensi Tinggi
D = Transistor NPN Frekuensi Rendah
F = Thyristor / SCR
H = UJI
K / J = Mosfet (Mural Oxide semi conductor Field Efed Transistor)


401 = no seri

Type EROPA
Contoh : BU 208


Ket.
Digit 1 jenis bahan
A = Bahan Germanium
B = Bahan Silicon
C = Bahan Arsenide Gallium


Digit 2 Jenis Transistor
A = Transistor PNP frekuensi tinggi daya rendah
B = Transistor PNP frekuensi rendah daya rendah
C = Transistor NPN frekuensi tinggi daya rendah
D = Transistor NPN frekuensi rendah daya rendah
T = Thyristor (saklar daya rendah)
U = Saklar daya tinggi


208 = no seri

Type Amerika
Contoh : 2N 3055
Digit 1 = 1 = Diode
2 = Transistor
3 = Thyristor
Digit 2 = N
3055 = no seri


SCR (Silicon Controller Rectifier)
Diode 4 (empat) lapis yang terbuat dari silicon dengan penyearahan yang terkendali electrode terdiri dari :
Anode Cathode dan Gate
Simbol


RP4M, FIR30, F3J41

Fungsi Sebagai pengontrol daya, saklar
Keuntungan tidak aus, tidak menimbulkan percikan api.



TRIAC (Triode on AC / Trigger on AC)
Fungsi sama dengan SCR

Simbol
mt (main terminal)
G (gate)

S106, S107